Menengok Keistimewaan Situs Purbakala Patiayam Kudus, Ada Fosil Elephas ‘Utuh’

 

Edukasi di lokasi ekskavasi penemuan fosil elephas di Situs Purbakala Patiayam Kudus

 

Kudus – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memiliki kawasan yang menyimpan jjejak kehidupan purbakala, yakni Kawasan Situs Purbakala Patiayam, di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus. Keberadaan Kawasan Situs Purbakala Patiayam juga disupport dengan adanya Museum Situs Purbakala Patiayam untuk penyelamatan dan menyimpan berbagai temuan fosil.

Kawasan Situs Purbakala Patiayam ini merupakan kawasan yang terbilang memiliki keistimewaan dibanding situs purbakala didaerah lain. Keistimewaan dan kekhasan ini memantik ketertarikan dari para peneliti dari Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) Indonesia dan bekerjasama dengan Yayasan Dharma Bakti Lestari.

Bahkan, penilitian yang dilakukan dua pekan ini pun berbuah manis hingga membuat tim peneliti mampu melakukan ekskavasi terhadap fosil Elephas atau fauna sejenis gajah yang tergolong ‘utuh’ di satu titik, di koordinat ‘Ngasinan’.

Prof Truman Simanjuntak Ketua Tim Peneliti menyebut Situs Purbakala Patiayam merupakan situs yang lebih kaya dan khas di banding situs purbakala lain.

”Salah satu keunikannya, di wilayah Patiayam itu sangat potensial adanya fosil yang ‘utuh’, ini tidak ditemukan di Situs Sangiran. Karena disangiran terhadi prosen pengendapan dan arus yang sangat kuat, sementara di sangiran tidak ada arus kuat yang bisa menghancurkan fosil yang ada, itu hampir sama dengan situs Semedo,” katanya

Lebih lanjut, situs patiayam memiliki ke khasan tersendiri. Dimana di kawasan tersebut tidak ada sungai besar seperti situs purbakala lain. Patiayam, dahulu juga terisolir dan terpisah dari tanah Jawa

”kalau situs lain berada di aliran sungai, tapi disini tidak ada sungai besar. Jadi memanfaatkan air dari sungai kecil yang datang dari gunung muria dan gunung kendeng di selatan untuk bertahan. Pati ayam juga terisolir, terpisah, baru bergabung kembali ke daratan Jawa abad ke -17,” ungkapnya.

Selain itu, kekhasan lain juga teridentidikasinya lapisan tanah mulai dari jutaan tahun lalu hingga periode sekarang. Peninggalan fosil baik hewan hingga manusia banyak ditemukan di sekitar formasi slumprit Situs Purbakala Patiayam.

”Ada proses dari muria yang melelehkan lahar dan menutupi bagian wilayah Patiayam sehingga sebagian besar itu diutara dan barat laut jarang temuan, tapi dibawah lapisan sekarang aglomerat itu kaya akan sangat kaya temuan,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah mengapresiasi atas dukungan penelitian yang diberikan oleh para peneliti CPAS yang bekerjasama dengan Yayasan Dharma Bakti Lestari. Penelitian yang dilakukan ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan Museum Purbakala Patiayam dan mengenalkannya kepada masyarakat luas.

”Kami yakin dan percaya bahwa temuan di situs purbakala patiayam ini utamanya akan menjadi satu aset nasional dan bagi kami merupakan daya tarik wisata. Dimana dalam hal ini kami pemerintah juga punya peran untuk melestarikan, dengan berbagai hal mulai perlindungan, pemanfaat dan pembinaan yang baik,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top