Kirab Punden dan Belik Kudus Meriahkan Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus

Pj Bupati Kudus menuangkan air punden dan belik Kudus yang dikirab dalam Ta’sis Masjid Al- Aqsha Menara Kudus (Pemkab Kudus)

 

Kudus – Kekayaan tradisi dan budaya Kabupaten Kudus masih terjaga hingga saat ini. Salah satunya adalah kirab punden dan belik yang menjadi rangkaian Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus ke-489. Penjabat (Pj)  Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie mengapresiasi upaya nguri-uri budaya tersebut.

Pj Bupati melepas keberangkatan kirab punden dan belik itu dari Kompleks Pendapa Kudus, Minggu (28/1/2023) siang. Usai melepas peserta kirab, Pj. Bupati beserta istri Aini Hasan Chabibie, dan Forkopimda Kabupaten Kudus memeriahkan kirab dengan naik delman hingga ke area depan Menara Kudus.

Sampai di depan Menara Kudus, Hasan menuangkan air dari punden dan belik ke satu wadah yang selanjutnya dicampur dengan banyu penguripan dari sumur Menara. Campuran air dari berbagai sumber itu kemudian dibagikan kepada masyarakat.

Pj Bupati mengatakan, air yang berasal dari berbagai punden dan belik adalah bentuk keberagaman. Perbedaan itu menjadi satu dan menciptakan persatuan. Pihaknya menjelaskan darimanapun sumber mata air pasti membawa kesejukan dan kondusifitas.

Pj. Bupati menyampaikan kirab menjadi media untuk meningkatkan perhatian masyarakat dalam menjaga tradisi yang ada.

“Kirab punden dan belik adalah tradisi yang bernilai sejarah tinggi. Merawat budaya berarti menjaga peradaban. Air dimanapun tempanya membawa kesejukan dan kondisifitas. Semoga Kabupaten Kudus makin sejuk dan kondusif. Serta istikamah menjaga tradisi, ” ungkapnya.

Apalagi, Sunan Kudus Syekh Ja’far Sodiq memiliki warisan filosofi yang memiliki arti yang sangat luar biasa. Diantaranya, yakni rasa toleransi yang tinggi . Kemudian, ada gusjigang yang memiliki arti bagus dalam perilaku, bagus ngaji, dan pintar berdagang.

Warisan filosofi Sunan Kudus Syekh Ja’far Sodiq disebut Pj. Bupati memiliki arti luar biasa. Di antaranya adalah rasa toleransi yang tinggi dan Gusjigang yang berarti bagus perilaku, bagus ngaji, dan pintar berdagang.

“Petuah Sunan Kudus Syekh Ja’far Sodiq menjadi pondasi tata kota dan masyarakat yang hidup di dalamnya. Ta’sis yang merupakan peringatan berdirinya masjid peninggalan Sunan Kudus adalah salah satu cara menjaga warisan Sunan Kudus,” paparnya.

Sekretaris Perhimpunan Pemangku Punden dan Belik (P3B) Abdul Jalil, Ta’sis itu merupakan peringatan untuk mengenang pendirian Masjid Al-Aqsha Menara oleh Sunan Kudus. Ta’sis dilaksanakan setiap 19 Rajab.

Abdul Jalil menyatakan pada 2024, terdapat 500 belik dan punden yang terdaftar. Terdiri dari 49 belik 451 punden. Meskipun begitu, hanya 30 persen dari total keseluruhan anggota yang mengikuti kirab punden dan belik.

Di antaranya Punden Mbah Murthosiyah Dukuh Pringsewu Desa Bakalankrapyak, Belik Sri Gowong Dukuh Jetis Desa Kaliwungu, Sendang Kaseh Desa Gondosari Kecamatan Gebog, dan lain-lain.

“Ada 500 belik dan punden yang telah terdaftar. Namun, kirab kali ini hanya diikuti 30 persen dari keseluruhan jumlah belik dan punden, mengingat jarak tempuh kirab sekitar 1 kilometer saja,” terangnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top