Desa Rahtawu

Desa Wisata Rahtawu di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, memiliki panorama yang menarik. Wisata pegunungan Rahtawu merupakan suatu tempat yang terletak di kaki Gunung Muria sekitar 20 km dari Kota Kudus. Rahtawu memiliki pemandangan yang indah karena letaknya yang dikelilingi deretan pegunungan dan sungai-sungai yang masih jernih. Mata air sungai Kali Gelis berasal dari Rahtawu ini.

Nama Rahtawu berarti darah yang mengalir. Pada zaman dahulu, konon pada saat istri Sakri melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Abiyoso, banyak mengeluarkan darah bahkan tidak bisa dihentikan dan mengalir seperti aliran air, hingga Sakri berusaha menawu (menguras) darah yang keluar. Dari peristiwa itulah, Eyang Sakri kemudian memberi nama desa tersebut Rah-Tawu (yaitu darah keluar yang banyak dan sampai ditawu)

Destinasi Desa Wisata Rahtawu adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari. Destinasi Desa Wisata Rahtawu sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya. Untuk menuju ke sana, lebih mudah apabila menggunakan kendaraan pribadi dan lebih menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum. Namun apabila wisatawan ingin menggunakan kendaraan umum seperti bis umum atau angkutan lainnya juga bukan masalah yang besar, karena wisatawan bisa berhenti di Terminal Kecamatan Gebog. Setelah itu melanjutkan dengan menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi menuju lokasi Destinasi Desa Wisata Rahtawu di Gebog Kudus tersebut. Ketika memasuki Desa Wisata Rahtawu wisatawan akan disambut dengan Gapura ucapan selamat datang.

Begitu melewati gapura tadi, wisatawan akan disambut dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Di sebelah kiri jalan terdapat tebing-tebing yang tinggi dan pada kanan jalan terdapat jurang yang cukup curam dan terdapat jajaran pegunungan. Di sepanjang perjalanan, terdapat beberapa titik destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah pemandian alami Kedung Gong. Di dalam lokasi tersebut kita bisa menikmati air yang dingin dan segar.

Wisatawan juga bisa menyantap kuliner khas berupa olahan enthog, alias itik manila. Kuliner ini terasa lebih nikmat, karena pengunjung bisa menyantapnya di tepi sungai, sembari menikmati indahnya suasana di pegunungan.  Bagi penggemar wisata petualangan, desa ini juga menjadi basecamp pendakian Puncak 29 dan Natas Angin.  Selain itu, terdapat banyak petilasan yang dinamai dengan nama-nama leluhur Pandawa, seperti Eyang Sakri, Pikulun Naradha, Abiyasa, dan lain-lainnya. Namun, meskipun nama-nama tersebut adalah tokoh-tokoh pewayangan, warga Desa Rahtawu memegang teguh kepercayaan bahwa tabu menggelar pertunjukan wayang di desanya.

Untuk mendukung Desa Wisata Rahtawu sebagai destinasi wisata, sarana prasarana yang dimiliki tergolong cukup lengkap. Terdapat  area Parkir kendaraan, Mushola, Kamar mandi/ MCK, Tempat Istirahat, Rumah Makan, Rumah Penginapan, dan masih banyak lainnya. Bagi wisatawan lokal Kudus pasti sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi lokasi Destinasi Desa Wisata Rahtawu di Gebog Kudus Jawa Tengah. Untuk wisatawan dari luar daerah, untuk berwisata ke Desa Wisata Rahtawu bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor pribadi. Wisatawan dapat meminta panduan arah ke Destinasi Desa Wisata Rahtawu di Gebog Kudus Jawa Tengah di google maps yang terpasang di smartphone.

Tradisi yang hingga sekarang masih dilestarikan masyarakat Desa Wisata Rahtawu antara lain:

  1. Sedekah Bumi merupakan upacara adat atau ritual yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Dalam acara sedekah bumi ini, digelar selamatan dengan memotong seekor kerbau, lalu dibagi-bagikan kepada seluruh penduduk desa.
  2. Pagelaran Gebyar langen Beksan Tayuban yang dilaksanakan merupakan tradisi setiap tahun dan merupakan rasa syukur warga setempat karena hasil Bumi yang berlimpah dengan cara menggelar kesenian Tayub, sebuah tarian yang lazim dan khas di wilayah Pantura masa lalu yang keberadaannya kini hampir punah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terbaru

Link terkait

× Chat Admin