Desa Loram Kulon

Desa Wisata Loram Kulon yang terletak di wilayah Kecamatan Jati memiliki Slogan Desa Wisata Religi dan Kreatif. Desa Wisata Loram Kulon di kelola oleh Desa dengan bantuan Kelompok Sadar Wisata “Panorama”. Desa ini memiliki potensi wisata yang begitu beragam, salah satunya yaitu potensi budaya berupa Masjid Wali At-Taqwa dan gapuro Padurekso. Di desa ini juga terdapat peninggalan sejarah, seperti makam ulama, gapura peninggalan Walisongo, dan gentong antik sepanjang 4 meter.

Untuk menuju desa wisata loram kulon sangat mudah karena sangat dekat dengan Kota Kudus, akses jalan raya yang mudah dapat dilalui berbagai kendaraan mulai dari kendaraan pribadi dan kendaraan umum, petunjuk arah yang jelas semakin mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi wisata.

Desa Wisata Loram Kulon mempunyai beragam kuliner khas diantaranya adalah aneka olahan Bandeng, sega kinco, Garang Asem, Madu Mongso dan Jenang Kudus. Desa ini juga dikenal memiliki berbagai usaha rumahan, mulai dari konveksi, pembuatan tas, Bordir Komputer, Souvenir dan Aneka Kerajinan, pembuatan Pakan Burung, Boneka, Batu Bata, Digital Printing, Mainan anak dari limbah pabrik, Mainan Kertas, Industri Besi dan Logam, Sablon, Emboss, dan Percetakan.

Fasilitas yang tersedia di Desa Wisata Loram Kulon terbilang cukup lengkap, mulai dari masjid, tempat parkir, toilet, drainase, air bersih, tempat sampah, serta tour guide yang siap mendampingi wisatawan untuk berkeliling Desa Wisata Loram Kulon.

Potensi Seni yang dimiliki antara lain Terbang Papat yang dilombakan pada saat pentas seni di Loram Expo dan ditampilkan pada saat penyambutan tamu, Seni Barongan, dan Sanggar Tari.

Desa Loram Kulon memiliki beberapa acara tahunan, yaitu:

  1. Tradisi Nganten Mubeng Gapuro/ Kirab Nganten.

Tradisi para pengantin baru untuk memutari (mubeng) gapura Masjid wali yang berupa gapura klasik batu bata merah bercorak Hindu setelah prosesi ijab qobul, melewati pintu Barat dan Timur masjid.

  1. Tradisi Sedekah Nasi Kepel.

Saat penyebaran agama islam, salah satu warga ada yang ingin bersedekah tetapi belum mengetahui caranya. Sehingga diapun berpesan kepada warga silahkan selamatan dengan nasi kepel 7 bungkus dan lauk bothok 7 bungkus. 7 ini maksudnya dalam basa jawa berarti pitu, yang mempunyai arti filsafat Pitulung (pertolongan), Pitutur (nasihat), Pituduh (petunjuk) dalam menjalani hidup di dunia. Diharapkan dengan nasi kepel dan bothok berjumlah 7 tersebut tidak memberatkan warga yang tidak mampu, tetapi ingin bersedekah.

  1. Tradisi Ampyang Maulid

Ampyang maulid adalah perayaan yang dilaksanakan masyarakat loram kulon yang digunakan untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW di masjid loram kulon yang bernuansa islami. Ampyang maulid menjadi salah satu budaya yang dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap tanggal 12 robiul awal untuk memperoleh berkah. Sebagai rangkaian peringatan ampyang mauled, juga dilaksanakan Loram Expo, sebagai ajang promosi produk kerajinan tangan dan produk rumah tangga dari Desa Loram Kulon.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terbaru

Link terkait

× Chat Admin