Desa Jurang

Desa Jurang terletak di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Penamaan desa itu, konon berasal dari Raden Muhammad Syarif, putra bungsu Bupati Sumenep, yang mengembara dari Sumenep sampai ke pesisir Jepara. Ketika sampai di pedukuhan yang banyak terdapat jurang-jurang yang curam, dinamai-lah tempat itu dengan nama Jurang.

Sebagai  desa wisata,  Jurang memiliki potensi wisata alam River Tubing, menyusuri alian sungai dengan jarak tempuh 3 km dan waktu tempuh 2 jam. Untuk menikmati wisata ini, pengunjung dikenakan harga  Rp.70.000/orang.

Selain wisata alam, juga terdapat potensi wisata edukasi berupa pembuatan boneka lilit. Di sini, wisatawan akan diajari cara membuat boneka berbahan dasar kertas filter rokok yang tidak terpakai/ afkir. Dengan membayar Rp30.000/ orang, wisatawan akan diajari membuat boneka dan aneka kerajinan dan membawa pulang hasilnya sebagai souvenir.

Ketika berkunjung di desa wisata ini, wisatawan juga bisa menikmati kuliner khasnya, berupa  Gelecot (Gethuk Campur), Jaseke, dan marning Jagung.

Tradisi-tradisi yang masih dilestarikan oleh warga Desa Wisata Jurang antara lain:

  1. Sedekah Bumi

Sedekah bumi merupakan tradisi ritual masyarakat sebagai wujud rasa syukur warga terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya berupa hasil bumi yang melimpah, serta berharap agar masyarakat desa Jurang senantiasa diberi kelimpahan rezeki dan dijauhkan dari hal buruk. Selain itu tradisi  yang dilaksanakan dilaksanakan setiap bulan apit/  Dzulqa’dah ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama warga desa Jurang. Rangkaian kegiatan sedekah bumi di Desa Jurang diantaranya adalah ;

  • Pesona Dolanan

Kegiatan pesona dolanan yang merupakan salah satu bentuk dari kegiatan sedekah bumi memiliki tujuan untuk memperkenalkan kembali anak – anak desa Jurang dengan permainan tempo dulu yang saat ini mulai ditinggalkan. Salah satu permainan yang menonjol dalam pesona dolanan ialah umbul sarung. Dulunya umbul sarung sering dimainkan anak – anak ketika hendak berangkat ngaji. Kini permainan umbul sarung menjadi hal wajib yang dimainkan ketika sedekah bumi. Selain umbul sarung permainan lainnya adalah cublak – cublak suwung, gobak sodor, gendrik,dan lain sebagainya.

  • Pentas Teater

Setiap kali perayaan sedekah bumi di desa Jurang juga mengadakan teater.Teater desa Jurang yang terkenal ialah teater AIUEO. Pemain teater AIUEO yaitu dari warga desa Jurang sendiri

  • Wayang Cilik

Wayang Cilik merupakan kesenian tradisional yang dilaksanakan setiap sedekah bumi. Sesuai namanya wayang cilik diperankan oleh dalang cilik. Tujuan dari kesenian ini tentunya untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan. Wayang cilik ditonton oleh semua kalangan dari anak muda hingga orang tua.

  • Tasyakuran

Selain rangkaian acara sebelumnya, ketika sedekah bumi juga tidak lupa mengadakan Tasyakuran berupa Nasi Tumpeng dan rangkaianya. Tasyakuran yang diadakan oleh setiap RT dan dihadiri seluruh warga desa Jurang.

  1. Ziarah Punden

Ziarah punden merupakan salah satu adat desa Jurang yang hingga saat ini masih dilestarikan. Setiap warga yang hendak mengadakan acara tertentu seperti pernikahan, khitan dan lain sebagainya selalu menyempatkan untuk ziarah punden guna menghormati leluhur. Lokasi punden tersebut terdapat di setiap dukuh di desa Jurang.

  1. Kenduren

Kenduren atau kenduri merupkan tradisi di desa Jurang berupa selamatan atas rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas doa yang telah dipanjatkan. Selain itu Kenduri juga memiliki tujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar masyarakat desa Jurang. Pada umumnya kenduren dilakukan setelah maghrib dan isya’ atau saat acara tertentu. Untuk teknis pelaksanaanya biasanya masyarakat membawa makanan sendiri- sendiri ke masjid untuk dimakan bersama-sama, sebagaian lainnya juga dibawa pulang kerumah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terbaru

Link terkait

× Chat Admin