Desa Janggalan

 

Sejarah Desa Janggalan, salah satu desa wisata di Kecamatan Kota Kudus,  bermula  dari kisah murid Sunan Kudus yang bernama Sirodjuddin atau Mbah Djenggolo. Suatu ketika, Mbah Sirodjuddin ditugaskan oleh Sunan Kudus untuk pergi ke Banyuwangi dan Madura, dengan menunggangi seekor kuda putih. Namun ditengah perjalanan Mbah Sirodjuddin dihadang oleh segerombolan begal, namun dengan mudahnya ia kalahkan tanpa senjata apapun, bersamaan dengan itu Sunan Kudus begitu mengharapkan kedatangan Mbah Sirodjuddin. Dan dengan tiba-tiba ia djonggol (datang tiba-tiba) dihadapan Sang Sunan. Kedatangannya yang mengejutkan tersebut, menjadikan Mbah Sirodjuddin mendapat disebutan Djenggolo. Kisah perjalanan Mbah Sirodjuddin yang berhasil menaklukan begal dengan tangan kosong, juga dianggap janggal oleh masyarakat. Dari kejanggalan tersebut menjadikan daerah di mana Mbah Sirodjuddin dimakamkan diberi nama Desa Janggalan.

Desa ini sering dijuluki sebagai Jerussalem Van Java-nya Kudus, dikarenakan terdapat berbagai bangunan kuno, yang merupakan perpaduan dari budaya Jawa, Arab, China, dan Eropa. Bangunan kuno ala eropa maupun rumah adat Joglo Pencu khas Kudus masih sangat terawat, dan merupakan jejak peninggalan para pengusaha sukses pada masa lalu. Banyaknya bangunan-bangunan kuno ini menjadi daya tarik untuk berkunjung ke Janggalan. Anda akan diajak mengunjungi berbagai bangunan tersebut, sambil menyimak cerita kejayaan kretek di masa lampau.

Kuliner khas Janggalan berupa nasi Jangkrik, nasi pecel klithik lele, puli kotokan dan masih banyak lagi, siap dinikmati sambil melepas lelah. Jangan lupa, kerajinan khas berupa batik kudus dan bordir icik dapat dijadikan oleh-oleh.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Desa Wisata Janggalan tak perlu khawatir karena akses menuju Desa Janggalan sangat mudah. Desa Wisata terletak di tengah-tengah kota di mana tersedia Jalan Raya Kabupaten yang sangat layak dilewati, terdapat Petunjuk Arah yang jelas serta terdapat berbagai macam angkutan umum yang mudah ditemukan oleh wisatawan.

Selain itu Desa Wisata Janggalan memiliki amenitas yang cukup lengkap diantaranya masjid, toilet, tempat sampah, air bersih, warung makan dan minum serta homestay yang disediakan oleh warga setempat, wisatawan akan disambut baik oleh warga Desa Janggalan yang ramah.

Tradisi yang masih dilestarikan di Desa Janggalan adalah Tradisi Maulid Nabi yang diawali dengan khotmil quran itu diikuti semua kalangan masyarakat. Hal ini menegaskan bahwa Kudus adalah kota religius. Suasana penuh persaudaraan dan kebersamaan juga tampak jelas pada acara ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terbaru

Link terkait

× Chat Admin