Desa DukuhWaringin

 

Desa Dukuh Waringin terletak di Kecamatan Dawe yang mana letaknya berada di Kawasan Gunung Muria bagian utara wilayah Kabupaten Kudus. Akses untuk wisatawan sudah cukup bagus diantaranya terdapat gerbang masuk penanda Desa Wisata Dukuh Waringin, petunjuk arah yang jelas, jalan umum yang sudah bagus dan layak untuk dilewati sehingga mempermudah wisatawan untuk berkunjung. Tak hanya itu, di sana juga terdapat home stay jika ada wisatawan yang ingin menginap, jadi wisatawan tidak perlu bingung apabila ingin berlama-lama menikmati wisata yang ada di Dukuhwaringin.

Desa Wisata Dukuhwaringin ini ditunjang dengan sarana  yang cukup lengkap, diantaranya tempat parkir yang cukup luas, mushola, toilet, air bersih, drainase, tempat sampah, sekretariat untuk wisatawan yang ingin bertanya informasi tentang desa wisata Dukuhwaringin, ada brosur untuk informasi wisatawan, serta warung makan/ minum, pusat oleh-oleh, transportasi lokal (akomodasi), dan tempat pertemuan/rapat bagi wisatawan yang ingin mengadakan pertemuan/ rapat seperti komunitas-komunitas yang ingin mengadakan pertemuan sambil berwisata di Desa Dukuhwaringin.

Desa Dukuhwaringin memiliki beberapa potensi wisata alam berupa Air Terjun Kedung Gender, hiking lereng muria, susur sungai dan river tubing. Selain itu terdapat wisata agro Kampoeng Lebah, Budidaya Jeruk Pamelo, Budidaya Alpukat, dan budidaya jamur tiram. Wisatawan juga dapat belajar kerajinan lokal desa yang menjadi daya tarik wisata Desa Dukuhwaringin, diantaranya kerajinan kalung bambu, kerajinan boneka dan bantal leher, dan pembuatan gelodok tawon.

Sajikan aneka kuliner khas desa ini diantaranya adalah Pecel Pakis Bumbu Miri, Wedang Jasase, Getuk Jipang, Manisan Jipang, Wedang Jamat, Wedang Japol, Pollen Squash, Honey Squash, Jeruk Pamelo, Alpukat, Olahan Bandeng dan Sirup Parijotho dapat dinikmati oleh wisatawan.

Tradisi yang masih dilestarikan Desa Dukuhwaringin diantaranya

  1. Sedekah Bumi dengan menampilkan atraksi budaya yang menarik untuk disaksikan, yaitu wayang serat dan seni teater,
  2. Perayaan “1 Suro” untuk menyambut tahun baru Islam, acara dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan cara setiap warga membawa nasi ingkung masing-masing dengan lauk seperti tahu, tempe serta lalapan yang diletakkan di depan setiap warga yang duduk secara berbaris, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa yang dipimpin oleh tokoh masyarakat, manakib, istigosah dan tahlil kemudian baru dimakan secara bersama-sama. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan berkah serta rejeki yang melimpah dari Allah SWT.

Postingan Terbaru

Link terkait

× Chat Admin